ABSTRAK
Telah dilakukan percobaan dengan judul reaksi
oksidasi dan eliminasi alkohol yang bertujuan untuk menentukan sifat-sifat dari
reaksi oksidasi dan eliminasi dari alkohol primer, alkohol sekunder dan alkohol
tersier. Pada reaksi oksidasi alkohol dihasilkan gugus baru yaitu aldehid dan
keton, pada reaksi eliminasi dan menghasilkan alkena.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Alkohol merupakan suatu senyawa organik yang mempunyai
gugus fungsi hidroksil ( -OH ). Alkohol secara umum dilaboratorium dapat
dioksidasi berdasarkan jenisnya, apakah alkohol primer atau alkohol sekunder.
Alkohol primer dioksidasi menjadi asam karboksilat dan alkohol sekunder menjadi
keton. Alkohol tersier dalam suasana asam dan basa tidak dapat dioksidasi, akan
tetapi jika suasana asam alkohol tersier mengalami dehidrasi dan kemudian
alkenanya yang teroksidasi.
Oksidasi alkohol memerlukan oksidator antara lain
KmnO4, HNO3 pekat dan panas atau asam kromat, H2CrO4.
alkohol primer mula-mula dioksidasi dulu menjadi aldehida dan zat ini lebih
mudah dioksidasi dari pada alkohol, oleh karena itu biasanya oksidasi tidak
berhenti melainkan terus menerus menjadi asam karboksilat.
1.2 Tujuan Percobaan
Menentukan sifat-sifat reaksi oksidasi dan
eliminasi dari alkohol primer, sekunder dan tersier
BAB II
DASAR TEORI
Semua alkohol mudah bereaksi
dengan HBr dan HI menghasilkan alkil bromida dan alkil iodida. Alkohol tersier,
alkohol benzetik dan alkohol alitik juga mudah bereaksi dengan HCl tetapi
alkohol primer juga sekunder kurang reaktif dan memerlukan bantuan ZnCl2
tak berair atau katalis yang serupa agar bereaksi dengan HCl yang kurang
reaktif ini dalam waktu yang tak tertentu lama (Fessenden, 1982).
Ada beberapa jenis reaksi
diantaranya reaksi pergantian reaksi
eliminasi, contoh lain dari reaksi adisi yaitu reaksi hidrasi. Seperti tersirat
dari namanya, hidrasi melibatkan adisi air pada ikatan ganda dua. Hasil reaksi
hidrasi adalah baik alkohol maupun fenol dapat dibuat melalui reaksi
pergantian. Walaupun kondisi beragam, dalam setiap kasus ion hidroksida
menggantikan halogen yang terikat pada atom karbon, sehingga menghasilkan alkohol
atau fenol ( Siregar, 1998 ).
Alkohol dapat didefinisikan
dengan memanaskannya bersama asam kuat, contohnya, bila atanol dipanaskan pada suhu 1800C dengan sedikit
asam sulfat pekat diperoleh etuena dengan rendemen yang baik. Jenis reaksi ini, yang dapat digunakan
untuk membuat alkena merupakan kebalikan dari reaksi hidrasi ( Pine, 1998 ).
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
3.1
Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini
adalah tabung reaksi dan raknya, pembakar gas (lampu spiritus).
Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah
etanol, sekunder butanol, larutan K2Cr2O7,
asam sulfat pekat.
3.2
Cara Kerja
1. Oksidasi Alkohol
Dimasukkan 1 ml etanol ke dalam tabung reaksi dan
ditambahkan dengan 1 ml K2Cr2O7. Kemudian
ditambahkan lagi larutan H2SO4 pekat 5 tetes melalui
dinding tabung reaksi. Kemudian dipanaskan dengan hati-hati dan diamati serta
dicatat perubahan warna dan bau. Diulangi cara kerja tersebut dengan
menggantikan etanol dengan sekunder butil alkohol dan kemudian tersier butyl
alkohol.
2. Eliminasi Alkohol
Dimasukkan 1 ml sekunder butyl alkohol ke dalam
tabung reaksi, kemudian ditambahkan 5 tetes asam sulfat melalui dinding tabung
reaksi. Kemudian dipanaskan dengan
hati-hati. Diuji hasil reaksi dengan 10 tetes air brom (air klor). Kemudian
dicatat perubahan warna yang terjadi pada air brom.
BAB IV
DATA HASIL
PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Hasil Pengamatan
Reaksi
|
Pengamatan
|
oksidasi alcohol
|
|
![]() |
Warna hijau kehitaman
Warna hijau kehitaman
|
![]() |
|
Eliminasi alkohol
|
|
![]() |
Warna orange
|
4.2 Pembahasan
Penambahan kalium kromat pada
setiap larutan alcohol di percobaan aksidasi alcohol sebagai penambah warna
sehingga perubahan warna yang menandai telah terjadinya reaksi kimia juga
sebagai katalis pengoksidasi. Asam sulfat adalah zat asam yang bekerja sebagai
zat pengoksidasi yang baik dalam oksidasi pada alcohol, asam sulfat menyebabkan
terbentuknya ikatan rangkap pada karbon alpa yang berikatan pada oksigen pada
asam. Pada reaksi oksidasi alcohol terbentuk gugus baru yaitu aldehid asam
karboksilat dan keton, ketiga zat tersebut mamiliki gugus yang sama yaitu
R-C=O.
Pada reaksi
eliminasi alcohol, alcohol sekunder direaksikan dengan asam karboksilat yang
diaktifkan dengan panas sehingga alcohol teroksidasi. Hal ini ditandai dengan
berubahnya warna alcohol. Larutan hasil oksidasi alcohol sekunder dengan asam
sulfat selanjutnya diuji dengan air brom yang bewarna keruh. Diharapkan
oksidasi alcohol tersebut dapat disubstitusi oleh halide yaitu brom. Reaksi tersebut
menunjukan bahwa oksidasi alcohol yang lalu adalah suatu senyawa yang tak jenuh
yang ditandai dengan berubahnya warna oksidasi alcohol menjadi warna semula
yaitu warna bening.
BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang dilakukan, maka dapat diambil beberapa
kesimpulan, yaitu sebagai berikut :
1.
Reaksi oksidasi alcohol primer
dengan asam sulfat akan menghasilkan suatu aldehid.
2.
Reaksi alcohol sekunder dengan
asam sulfat akan menghasilkan keton.
3.
Berubahnya warna kembali kewarna
semula pada reaksi eliminasi alcohol dengan reagen suatu halide menunjukan
bahwa alcohol tersebut memiliki ikatan tak jenuh.
DAFTAR PUSTAKA
Fessenden, 1982, Kimia Organik, Erlangga, Jakarta
Siregar, 1998, Dasar-Dasar Kimia Organik, Depdikbud, Jakarta
Pine, 1998, Kimia Organik II, Erlangga, Jakarta